Jenis-jenis pupuk organik yang baik untuk tanaman buah dalam pot
Pupuk adalah suatu kebutuhan pokok buat
tanaman, dewasa ini pupuk sangatlah di perhitungkan bila seseorang ingin
menanam berbagai macam tanaman, khususnya tanaman buah yang mempunyai suatu
tempat yang sempit intuk kebutuhan makanan hal itu sangat di anjurkan untuk
selalu memberikan pupuk secara teratur, pupuk yang baik untuk
kesehatan ialah
pupuk organik, definisi pupuk organik bisa debedakan menjadi dua yaitu pupuk
cair dan pupuk padat
Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan
varian. Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan
dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan
atau campuran keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos
aerob, bokashi, dan lain sebagainya. Sedangakan dar sisi wujud ada yang
berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet.
Teknologi pupuk organik berkembang pesat
dewasa ini. Perkembangan ini tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang
menimbulkan berbagai masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya
kesuburan tanah, masalah kesehatan, sampai masalah ketergantungan petani
terhadap pupuk. Oleh karena itu, pemakaian pupuk organik kembali digalakan
untuk mengatasi berbagai masalah tersebut.
Jenis-jenis pupuk organik
Ada berbagai jenis pupuk organik yang
digunakan para petani di lapangan. Secara umum pupuk organik dibedakan
berdasarkan bentuk dan bahan penyusunnya. Dilihat dari segi bentuk, terdapat
pupuk organik cair dan padat. Sedangkan dilihat dari bahan penyusunnya terdapat
pupuk hijau, pupuk kandang dan pupuk kompos.
a. Pupuk hijau
Pupuk hijau merupakan pupuk yang berasal dari
pelapukan tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam
untuk diambil hijauannya. Tanaman yang biasa digunakan untuk pupuk hijau
diantaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola).
Jenis tanaman ini dipilih karena memiliki kandungan hara, khususnya nitrogen,
yang tinggi serta cepat terurai dalam tanah.
Pengaplikasian pupuk hijau bisa langsung
dibenamkan kedalam tanah atau melalui proses pengomposan. Di lahan tegalan atau
lahan kering, para petani biasa menanam leguminos, seperti ki hujan, sebagai
pagar kebun. Di saat-saat tertentu tanaman pagar tersebut dipangkas untuk
diambil hijauannya. Hijauan dari tanaman leguminosa bisa langsung diaplikasikan
pada tanah sebagai pupuk. Sementara itu, di lahan sawah para petani biasa
menggunakan azola sebagai pupuk hijau. Azola merupakan tanaman pakis air yang
banyak tumbuh secara liar di sawah. Tanaman ini hidup di lahan yang banyak
mengandung air. Azola bisa langsung digunakan sebagai pupuk dengan cara dibenamkan
kedalam tanah pada saat pengolahan lahan.
b. Pupuk kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran
hewan seperti unggas, sapi, kerbau dan kambing. Secara umum pupuk kandang
dibedakan berdasarkan kotoran hewan yang kencing dan tidak kencing. Contoh
hewan yang kencing adalah sapi, kambing dan kerbau. Hewan yang tidak kencing
kebanyakan dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek.
Karateristik kotoran hewan yang kencing waktu
penguraiannya relatif lebih lama, kandungan nitrogen lebih rendah, namun kaya
akan fosfor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok digunakan pada tanaman
yang diambil buah atau bijinya seperti mentimun, kacang-kacangan, dan tanaman
buah. Sedangkan karakteristik kotoran hewan yang tidak kencing waktu
penguraiannya lebih cepat, kandungan nitrogen tinggi, namun kurang kaya fospor
dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok diterapkan untuk tanaman sayur daun
seperti selada, bayam dan kangkung.
Pupuk kandang banyak dipakai sebagai pupuk
dasar tanaman karena ketersediaannya yang melimpah dan proses pembuatannya
gampang. Pupuk kandang tidak memerlukan proses pembuatan yang panjang seperti
kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan sampai keadaannya kering dan matang
sebelum diaplikasikan ke lahan.
c. Pupuk kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari
pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme
pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun
makroorganisme. Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau
kapang. Sedangkan makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing
tanah. Dilihat dari proses pembuatannya, ada dua metode membuat pupuk kompos
yaitu proses aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan
udara).
Dewasa ini teknologi pengomposan sudah
berkembang pesat. Berbagai varian dekomposer beserta metode pembuatannya banyak
ditemukan. Sehingga pupuk kompos yang dihasilkan banyak ragamnya, misalnya
pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik cair dan pupuk organik
tablet. Pupuk kompos bisa dibuat dengan mudah, silahkan baca cara membuat kompos.
Bahkan beberapa tipe pupuk kompos bisa dibuat sendiri dari limbah rumah tangga,
seperti pupuk bokashi dan pupuk kompos takakura.
d. Pupuk hayati organik
Pupuk hayati merupakan pupuk yang terdiri
dari organisme hidup yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kesuburan tanah
dan menghasilkan nutrisi penting bagi tanaman. Dalam Peraturan Menteri
Pertanian pupuk hayati tidak digolongkan sebagai pupuk organik melainkan
sebagai pembenah tanah, lihat penjelasannya dalam pengertian pupuk hayati.
Namun dalam penerapannya di lapangan seringkali dianggap sebagai pupuk organik.
Pupuk hayati bekerja tidak seperti pupuk
organik biasa yang bisa langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan
menyediakan nutrisi untuk tanaman. Pupuk ini secara alami menyediakan nutrisi
melalui proses gradual dengan cara memfikasi unsur N dari atmosfer, melarutkan
fosfor dan mensintesis zat-zat lain yang dibutuhkan tanaman. Jadi, dengan pupuk
hayati siklus penyuburan tanah akan berlangsung terus menerus dan secara
berkelanjutan.
Pupuk hayati dibuat dengan mengisolasi
bakteri-bakteri tertentu seperti Azotobacter choococumyang
berfungsi mengikat unsur unusr N, Bacillus megaterium bakteri yang bisa melarutkan unsur P
dan Bacillus
mucilaginous yang
bisa melarutkan unsur K. Mikroorganisme tersebut bisa didapatkan di tanah-tanah
hutan, pegunungan atau sumber-sumber lain.
Karakteristik pupuk organik
Seperti juga humus, pupuk organik berperan
untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman. Setidaknya ada empat manfaat, yakni
sebagai sumber nutrisi, memperbaiki struktur fisik tanah, memperbaiki kimia
tanah, meningkatkan daya simpan air dan meningkatkan aktivitas biologi tanah.
§ Sumber nutrisi tanaman lengkap.
Pupuk
organik mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman, baik yang
sifatnya makro maupun mikro. Unsur makro yang dibutuhkan tanaman antara lain
nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), kalsium (Ca) dan magnesium
(Mg). Sedangkan unsur mikro adalah besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor
(CI), boron (B), molybdenum (Mo) dan Almunium (AI). Pupuk organik yang dibuat
dengan bahan baku yang lengkap bisa mengandung semua kebutuhan unsur hara
tersebut.
§ Memperbaiki struktur tanah.
Pupuk organik
merupakan material yang mempunyai sifat unik. Bisa menggemburkan tanah lempung
yang solid, namun disisi lain juga bisa merekatkan tanah berpasir yang gembur.
Karena sifatnya ini, pupuk organik bisa memperbaiki tanah pasir maupun lempung.
Pupuk organik dapat merekatkan butiran-butiran halus pasir sehingga tanah
menjadi lebih solid. Sehingga tanah berpasir bisa menyimpan air. Sedangkan pada
tanah liat yang didominasi oleh lempung, pupuk organik bisa memberikan
pori-pori, sehingga tanah tersebut menjadi gembur.
§ Meningkatkan kapasitas tukar kation.
Dilihat dari sifat kimiawi, pupuk organik mempunyai kemampuan meningkatkan
kapasitas tukar kation. Kapasitas tukar kation adalah kemampuan tanah untuk
meningkatkan interaksi antar ion-ion yang ada dalam tanah. Tanah yang memiliki
kapaitas kation tinggi lebih mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman
dibanding tanah dengan kapasitas ion rendah. Kandungan material organik yang tinggi
akan meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
§ Meningkatkan daya simpan air.
Struktur
kompos sangat menyerap air (higroskopis). Air yang datang disimpan dalam
pori-pori dan dikeluarkan saat tanaman membutuhkannya melalui akar. Keberadaan
air ini mempertahankan kelembaban tanah sehingga tanaman dapat terhindar dari
kekeringan.
§ Meningkatkan aktivitas biologi tanah.
Pupuk
kompos mengandung mikroorganisme dekompomoser didalamnya. Mikroorganisme ini akan menambah mikroorganisme yang terdapat dalam tanah. Karena sifatnya yang
melembabkan, suhu tanah menjadi ideal bagi tumbuh dan berkembang biota tanah.
Aktivitas biota tanah ini yang menghasilkan sejumlah nutrisi penting agar bisa
diserap tanaman secara efektif.
Pupuk organik vs pupuk kimia sintetis
Dilihat dari kandungannya, pupuk organik
memiliki kandungan nutrisi yang lebih lengkap baik makro maupun mikro. Namun
takarannya sedikit dan komposisinya tidak pasti. Setiap pupuk organik mempunyai
kandungan nutrisi dengan komposisi yang berbeda-beda. Sedangkan pupuk kimia
sintetis hanya memiliki beberapa kandungan nutrisi saja, namun jumlahnya banyak
dan komposisinya pasti. Misalnya, urea banyak mengandung unsur nitrogen (N)
dalam jumlah yang cukup tapi tidak memiliki zat nutrisi lainnya.
Penyerapan nutrisi atau zat hara
pada pupuk organik lebih sulit dicerna tanaman karena masih tersimpan dalam
ikatan kompleks. Namun secara jangka panjang akan meningkatkan kapasitas tukar
kation tanah yang bisa memudahkan tanaman menyerap unsur-unsur tadi. Sedangkan
pada pupuk kimia sintetis kandungan haranya bisa diserap langsung oleh tanaman.
Kelemahannya, zat hara tersebut sangat mudah hilang dari tanah karena erosi.
Pupuk organik baik untuk digunakan dalam
jangka panjang karena sifatnya menggemburkan tanah dan meningkatkan kemampuan
tanah menyimpan air. Sehingga kesuburan tanah tetap terjaga. Sementara itu
pupuk kimia sintetis walaupun efek reaksinya cepat, secara jangka panjang akan
mengeraskan tanah dan mengurangi kesuburannya.
Dari sisi lingkungan dan
ekosistem, pupuk organik memicu perkembangan organisme tanah. Tanah yang
kaya akan organisme sanggup memberikan nutrisi secara berkelanjutan. Karena
aktivitas organisme tanah akan menguraikan sejumlah nutrisi penting bagi
tanaman. Sedangkan pupuk kimia sintetis malah membunuh organisme tanah.
Sehingga untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman selalu diperlukan penambahan
pupuk dalam jumlah yang terus meningkat.
Dilihat dari sisi kesehatan, pupuk
organik lebih menyehatkan bagi manusia karena tersusun dari bahan-bahan organik
yang sama dengan tubuh manusia. Sedangkan pupuk kimia sintetis diketahui
unsur-unsur bebasnya membahayakan kesehatan. Namun khusus poin yang terakhir
ini masih menjadi perdebatan di kalangan para peneliti.
Sumber : http://klikinspirasipertanian.blogspot.co.id